Ayah
Nick Kgopa meninggal ketika dia baru berumur 14 tahun. Rekan sekerja ayahnya di
sebuah tambang emas di utara Afrika Selatan mengatakan ayah Nick meninggal
akibat paparan zat kimia di dalam tambang.
Nick
dan adiknya yang tuna rungu, bisa bertahan hidup tanpa ayah mereka berkat
kiriman uang bulanan dari sebuah dana sosial yang dirancang untuk membantu
janda dan anak yatim dari pekerja tambang di Afrika Selatan.
Sayangnya,
suatu hari kiriman uang mendadak berhenti. Laporan media memaparkan kalau
keluarga Nick adalah satu dari sekian keluarga yang jadi korban tak langsung
sebuah skandal penipuan masif senilai US$ 60 juta yang dilakukan sekelompok
pengusaha Afrika Selatan. Menurut dakwaan jaksa, beberapa orang yang terkait
perusahaan manajemen aset, Fidentia, berkomplot untuk merampok dana investasi,
yang selama ini sebagian hasilnya dipakai untuk mendukung kehidupan anak yatim seperti
Nick Kgopa. Total ada 46 ribu orang janda dan anak yatim yang kehilangan
tunjangan bulanannya akibat penipuan ini.
Dokumen
Mossack Fonseca yang bocor menunjukkan bagaimana setidaknya dua orang yang
terlibat dalam penipuan ini menggunakan firma hukum asal Panama itu untuk
menciptakan perusahaan offshore. Dokumen
juga menunjukkan bagaimana Mossack terus menerus melindungi para penipu dan
uang hasil penipuan mereka, meski otoritas Afrika Selatan sudah mengumumkan
keterlibatan mereka dalam skandal ini.
Para
penipu skema ponzi dan jejaringnya kerap menggunakan struktur perusahaan offshore untuk mendukung skema mereka
dan menyembunyikan prosesnya. Kasus Fidentia misalnya bukanlah satu-satunya
penipuan besar yang muncul dalam daftar klien Mossack Fonseca.
Di
Indonesia, sejumlah investor menuding sebuah perusahaan yang didirikan Mossack
Fonseca di British Virgin Islands terlibat dalam skema penipuan yang merugikan
sedikitnya 3.500 orang dengan nilai lebih dari US$ 150 juta. "Kami amat
membutuhkan dana untuk pendidikan anak kami pada bulan April ini," kata
seorang investor Indonesia dengan bahasa Inggris yang terpatah-patah dalam
emailnya pada Mossack Fonseca yang dikirim pada April 2007. "Tolong beri
saran, apa yang bisa kami lakukan," tulisnya lagi. Nama Mossack dan alamat
emailnya tercantum dalam leaflet perusahaan investasi itu.
Dalam
kasus Fidentia, catatan Mossack menunjukkan bagaimana satu dari kelompok penipu
yang belakangan dipenjara di Afrika Selatan, Graham Maddock, membayar US$ 59
ribu pada 2005 dan 2006 untuk menciptakan dua perusahaan offshore, termasuk satu yang bernama Fidentia North America.
Catatan Mossack menunjukkan bahwa mereka memberikan pelayanan VIP pada Maddock.
Mossack
juga menciptakan struktur perusahaan offshore
untuk Steven Goodwin, pria yang belakangan disebut jaksa di Afsel berperan
penting dalam penipuan Fidentia. Setelah skandal ini terbongkar pada 2007, Goodwin
terbang ke Australia, kemudian ke Amerika Serikat, dimana pengacara Mossack
menemuinya di sebuah hotel mewah di Manhattan, New York, untuk mendiskusikan
keadaan perusahaan offshore-nya.
Karyawan
Mossack menulis dalam catatan internal perusahaannya kalau dia dan Goodwin
"berbicara dengan mendalam" mengenai skandal Fidentia dan dia
"meyakinkan Goodwin untuk lebih melindungi" perusahaan offshore miliknya jika Goodwin
melimpahkannya pada pihak ketiga. Dalam memo itu, karyawan Mossack menulis
bahwa Goodwin tidak terlibat dalam skandal itu "dalam kapasitas
apapun" dan dia "hanya korban dari keadaan."
Pada
April 2008, FBI menangkap Goodwin di Los Angeles dan mendeportasi dia kembali
ke Afrika Selatan. Di sana, Goodwin mengaku bersalah dalam kasus penipuan dan
pencucian uang. Dia kemudian divonis 10 tahun penjara.
Sebulan
setelah Goodwin divonis, seorang karyawan Mossack menulis email yang berisi
rencana mereka membuat frustasi penegak hukum di Afrika Selatan yang sedang
berusaha merebut kembali aset Goodwin yang disembunyikan di perusahaan offshore, Hamlyn Property LLP.
Perusahaan itu memang sengaja dibuat Goodwin untuk menguasai industri real
estate di Afrika Selatan.
Karyawan
ini menyarankan agar ada seorang akuntan yang diminta "mempersiapkan"
audit untuk tahun fiskal 2006 dan 2007, dalam upaya "mencegah jaksa
mengambil tindakan apapun atas badan hukum di belakang Hamlyn." Dia
menggunakan tanda kutip di kata "mempersiapkan".
Tak
jelas apakah saran itu benar-benar dilaksanakan atau tidak. Mossack Fonseca
tidak menjawab pertanyaan soal relasinya dengan Goodwin. Kuasa dari Goodwin
menjelaskan pada ICIJ bahwa kliennya "tidak memiliki hubungan apapun"
dengan skandal Fidentia, dan "tidak terlibat langsung maupun tak langsung
dengan 46 ribu janda dan anak yatim."
Laporan ini ditulis dan disiapkan oleh : Bastian Obermayer, Gerard
Ryle, Marina Walker Guevara, Michael Hudson, Jake Bernstein, Will Fitzgibbon,
Mar Cabra, Martha M. Hamilton, Frederik Obermaier, Ryan Chittum, Emilia Díaz-Struck,
Rigoberto Carvajal, Cécile Schilis-Gallego,Marcos García Rey, Delphine
Reuter,Matthew Caruana-Galizia, Hamish Boland-Rudder, Miguel Fiandor and Mago
Torres.
Di Indonesia, tim Tempo yang terlibat adalah Wahyu Dhyatmika, Philipus Parera, Agoeng Widjaya dan Mustafa Silalahi.
Di Indonesia, tim Tempo yang terlibat adalah Wahyu Dhyatmika, Philipus Parera, Agoeng Widjaya dan Mustafa Silalahi.