Para
penjelajah dari Portugis jatuh cinta pada Labuan Bajo yang mereka sebut sebagai
Tanjung Bunga sejak lebih dari tiga abad lalu. Saat ini, Labuan Bajo yang dikatakan
sebagai “Indonesia’s next big ecotravel hotspot” oleh Lonely
Planet, menjadi wahana petualangan baru bagi para wisatawan modern.
Saat Anda pertama kali menjejakkan kaki di ujung barat Flores,
Anda langsung diserbu oleh percikan warna-warni dan aroma tropis yang telah
menginspirasi para penjelajah terdahulu untuk menjuluki tempat ini sebagai
Tanjung Bunga.
Semenjak tercipta sebagai sebuah desa nelayan kecil yang sunyi
bernama Bajau Laut (Sea Gypsy),
Labuan Bajo yang secara harfiah berarti ‘Pelabuhan Bajo’, telah bertumbuh
menjadi salah satu kota turisme terbaik Indonesia. Lonely Planet baru-baru ini
menyebut Labuan Bajo sebagai “Indonesia’s next big eco-travel hotspot”, tetapi
para wisatawan modern utamanya memanfaatkan tempat ini sebagai persinggahan
sebelum melakukan perjalanan ke dataran tinggi atau titik keberangkatan untuk
berlayar ke Taman Nasional Komodo.
Habitat komodo yang legendaris berada hanya sejauh empat jam ke
arah barat daya dari Labuan Bajo dan tersedia segala jenis armada kapal untuk
membawa pengunjung menyusuri tempat yang mungkin layak disebut kepulauan paling
menawan dan menggugah di planet ini.
Banyak kapal pesiar mewah dari seluruh
dunia berlabuh di Labuan Bajo. Kapal kapal ini membentuk barisan yang elegan,
menciptakan pemandangan yang cantik untuk wisatawan. Meski demikian, pesiar ke
Taman Nasional Komodo tak hanya dapat dinikmati oleh para wisatawan jetset,
namun juga para wisatawan backpackers, berkat adanya armada kapal lokal yang menawarkan pesiar
pribadi dengan harga yang cukup terjangkau. Atau Anda juga bisa menyewa perahu
yang lebih sederhana namun tetap menawarkan fasilitas yang lengkap seperti kamar
tidur, toilet, makan dan minum selama perjalanan, termasuk peralatan snorkelling. Harga yang
ditawarkan sekitar 100 USD. Carilah kapal dengan nakhoda dan kru yang
berpengalaman untuk memastikan perjalanan Anda aman dan terhindar dari arus
laut yang tak terduga serta terumbu karang yang berbahaya.
Walaupun Labuan Bajo sering dianggap sebagai kota transit,
namun meningkatnya jumlah wisatawan menunjukkan bahwa Labuan Bajo sendiri
adalah kota yang cukup menarik. Anda hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 jam
untuk menelusuri kota yang kecil namun dikelilingi pemandangan yang indah ini.
Jika dahulu pilihan tempat makan hanya terbatas pada warung-warung sederhana,
sekarang sudah banyak restoran di sepanjang kota yang menyajikan berbagai menu
variatif. Salah satu santapan yang wajib dicoba adalah ikan kuah sunu (sup ikan
dengan kuah asam yang sangat enak) dan steamboat
udang yang dimasak dengan gaya Flores.
Untuk mendekatkan diri dengan kehidupan warga lokal, Anda bisa
mengunjungi pasar malam atau pasar pagi di kota ini untuk sekedar melihat
berbagai ikan dan sayuran segar yang dijual oleh para pedagang. Ikan segar yang
lezat lengkap dengan nasi dijual mulai dari harga Rp30.000.
Jalan pun menanjak curam di pedalaman Labuan Bajo, melintasi
perkebunan yang bertingkat, tanaman anggrek, serta hutan lebat. Pulau dengan
gunung-gunung berapi ini mengingatkan akan bentuk naga dengan tanduk-tanduk
tajam di punggungnya. Dataran tinggi Flores, dengan angin pasatnya yang sejuk
dapat sedikit meredam panasnya matahari tropis, telah dikenal memiliki beberapa
lintasan trekking terbaik
di negeri ini. Daerah seperti Bajawa (dengan desa desa tradisionalnya) dan pemandangan
warna-warni danau Kawah Kelimutu yang indah mengundang wisatawan agar menempuh jalan menuju
Pulau Komodo dengan menyusuri jalan raya yang melintasi lembah dataran tinggi
yang belum banyak diketahui orang. Banyak juga wisatawan yang kemudian
melanjutkan perjalanan ke Maumere dengan menyusuri jalur ekspedisi darat ke
arah Timur sepanjang 666 km. Jalur legendaris ini dikenal sebagai jalan raya Trans-Flores.
Atau Anda bisa juga menempuh jalur sepanjang pulau untuk ke Larantuka yang kaya akan peninggalan Portugis.
Anda mungkin akan sampai di pantai barat Flores dan berencana
untuk melanjutkan perjalanan, namun seperti wisatawan lainnya, Anda bisa saja
tergoda untuk berhenti di Labuan Bajo karena kota tempat transit ini menawarkan
banyak hal yang menarik. Sempatkan waktu untuk menikmati pemandangan yang indah
di Labuan Bajo sebelum Anda mulai bertualang. Di teluknya, terlihat armada kapal
besar yang tetap berdiri megah di atas gelombang laut yang pasang, sementara kapal
kayu milik nelayan berhimpitan di dermaga pasar ikan. Sebuah pemandangan khas
kota Labuan Bajo.
Zaman mungkin saja berubah bagi Labuan Bajo, tapi ketika kita
berdiri di lereng bukit dan memandang ke bawah ke arah pulau pulau yang
terletak di lepas pantainya, mudah saja untuk membayangkan bahwa pemandangan
tersebut hanya sedikit berubah sejak tiga abad lalu sejak bajak laut William
Dampier berlabuh di perairan itu. Suasana petualangan masih sangat jelas terasa
di Tanjung Bunga.
#VisindoAgensiTama
Terimakasih atas informasinya benar benar sangat bermanfaat untuk dapat mengetahui tempat wisata yang menarik dan penuh dengan suasana baru. Saya juga mempunyai tulisan yang sejenis mengenai pariwisata yang bisa anda kunjungi di Pariwisata
BalasHapus