Bank
Pembangunan Daerah (BPD) dalam beberapa tahun belakang, kerap disoroti kalangan
penegak hukum. Di sejumlah kasus, bank tersebut kerap dijadikan bancakan
korupsi pemimpin daerah. Citra itu yang berusaha
dihilangkan oleh Bank NTB bersama Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi (43).
TGB Muhammad Zainul Majdi |
Zainul
menceritakan awal mula proses perbaikan bank NTB 6 tahun lalu, atau ketika
menjabat sebagai gubernur di periode pertama. Dia sudah mendengar berbagai kasus
bank daerah yang rawan penyelewengan di berbagai wilayah lain. Karena itu, dia
berusaha mencari orang-orang terbaik
untuk menempati posisi kunci di bank tersebut. Zainul kemudian menemui Agus Martowardojo,
yang saat itu menjabat sebagai Dirut Bank Mandiri, dan sejumlah jajaran petinggi
bank pemerintah lainnya.Zainul meminta agar mereka mengajukan orang yang terbaik
untuk memimpin Bank NTB.
"Dulu
itu bank daerah sempat dianggap bank bancakan kepala daerah. Ini harus berhenti
dan cut off dan diputus," terang
Zainul. "Menurut mereka (Agus Marto dan petinggi bank lain), baru pertama
ada kepala daerah yang minta resources
kepada kami," sambungnya. Akhirnya, didapatlah seorang direktur utama
bernama Komari Subakir. Pria yang pernah berkarier di Bank Bumi Daya dan Bank
Mandiri tersebut didatangkan ke Mataram. Namun ternyata, sempat terjadi
penolakan. Zainul sempat jadi bahan pembicaraan karena tak merekrut putra
daerah dan sebagainya. "Tapi saya tutup telinga. Untuk hal-hal tertentu
kita harus berani bertransformasi," tambahnya. Komari pun sempat bolak
balik berkonsultasi dengan Zainul di awal-awal waktunya bertugas. Bahkan sempat
menanyakan, apakah harus berhenti atau terus bekerja. Namun Zainul memintanya
tetap semangat. "Saya bilang selama Anda berbuat baik, niatnya baik dan
profesional saya akan back up," kata Gubernur yang
mendapat gelar S1, S2 dan S3 di Universitas Al Azhar Mesir ini. Hasilnya, tentu
saja positif. Di tangan Komari, Bank NTB masuk dalam jajaran bank daerah yang diperhitungkan
di Indonesia, bahkan sempat menjadi bahan acuan bagi bank lainnya.
"Padahal skala modalnya kecil, itu menunjukkan bahwa Bank NTB satu
transformasi bank daerah yang baik," imbuh Zainul.
Komari
juga sempat menceritakan pencapaiannya selama enam tahun terakhir. Sejak tahun 2010
sampai tahun 2015 asetnya terus bertambah. Di tahun 2010 nilainya Rp 2,7
triliun, lalu pada 30 Juni 2015 mencapai Rp 7,3 triliun. Kredit yang diberikan
pun terus bertambah. Pada tahun 2010 angkanya
sekitar Rp 2 triliun, lalu pada tahun 2015 Rp 4,36 triliun. Modal inti bank di
tahun 2010 Rp 328 miliar, kini sudah mencapai Rp 800 miliar.
Komari Subakir |
"Kami
terus berusaha membantu pemerintah daerah sebagai pemegang saham untuk meningkatkan
pembangunan di daerah," kata Komari yang sudah bertugas selama 6 tahun tersebut.
Produk-produk Bank NTB pun terus meningkat. Mereka sedang mengembangkan program
kartu kredit bersama
Bank Mandiri. Lalu sudah bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat untuk penyaluran kredit rumah bagi PNS dan masyarakat dengan
pendapatan rendah. Nama programnya Satu Juta Rumah.
"Menjadi target kami untuk memenuhi rumah bagi PNS," kata pria asal Jember ini.
"Menjadi target kami untuk memenuhi rumah bagi PNS," kata pria asal Jember ini.
Kinerja Bank NTB juga mendapat
penghargaan dari Tempo dan Indonesia Banking School. Bank tersebut
didaulat sebagai The Most Reliable Bank
kategori BPD pada tahun 2015. Bank NTB juga terpilih sebagai The Most Efficient Bank mengalahkan Bank
Sulteng, Bank Bengkulu, Bank Sultra, dan Bank Jambi. Ke depan, Komari sudah
merencanakan program-program besar untuk Bank NTB. Dia bertekad menjadikan bank
daerah semakin bermanfaat bagi masyarakat NTB dan jauh dari citra negatif.
#detikfinance
0 komentar:
Posting Komentar