Di luar kisah dan intrik yang
terjadi pada Sukarno dalam perjalanan politiknya, sang presiden juga punya
petulangan cinta yang seru untuk diikuti. Tidak tanggung-tanggung, Sukarno
punya sembilan orang wanita yang ia persunting sebagai istri. Kharisma dan serta
rayuan-rayuan mautnya sukses membuat wanita-wanita ini jatuh hati kepada sosok
Sukarno. Mereka pun ikut mewarnai kehidupan Sukarno, baik secara personal,
maupun secara politis.
Kecintaan Sukarno yang begitu mendalam terhadap seni mengalir deras
dari darah ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai, yang merupakan orang bali. Passion yang mendalam
terhadap seni membuat Sukarno banyak mengoleksi karya seni dan mengagumi tarian
dan lagu-lagu. Oleh karena itu, tidak heran koleksi seni Istana berjumlah
paling besar ketika Sukarno masih berkuasa. Banyak penari, pelukis maupun
pekerja seni lain yang sering diundang Sukarno ke Istana untuk menghibur tamu
negara atau dalam acara-acara khusus. Tapi ada satu cerita spesial diantara
para pekerja seni Istana, Haryati namanya.
Haryati yang sebelumnya bekerja sebagai penari istana menarik
perhatian sang Presiden dengan kecantikannya. Haryati yang waktu itu sebetulnya
sudah menjadi kekasih orang lain tak kuasa untuk melawan rayuan-rayuan maut
yang diucapkan oleh Sukarno. Keduanya pun akhirnya menikah pada tahun 1963
saat-saat dimana kekuasaan Sukarno sudah mulai pudar. Perkawinan keduanya tidak
bisa bertahan lama karena sudah tidak ada kecocokan antara mereka berdua. Tanpa
dikaruniai anak, akhirnya 3 tahun berselang semenjak pernikahan mereka Sukarno
memutuskan untuk menceraikan Haryati. Perkawinan Haryati dengan Sukarno jarang
terekspos oleh media, tapi sewaktu Irian Barat (sekarang Papua-red) kembali ke pangkuan
Ibu Pertiwi, Haryati lah yang dibawa Sukarno untuk menemani kunjungannya ke
sana.
#Jasmerah001
0 komentar:
Posting Komentar